sejak kecil, dimensi gemar membaca buku-buku psikologi, termasuk buku tentang ilmu membaca pikiran orang lain melalui bahasa tubuh. menginjak remaja, ia terlahir kembali dengan kemampuan istimewa sehingga orang-orang menyebutnya: dimensi, gadis oembaca pikiran. sayangnya, kemampuan itu menimbulkan sikap posesif terhadap dirinya sendiri. sikap tersebut mengubahnya menjadi idelais dalam memilih pasangan serta fanatik karena memandang skeptis setiap pernikahan