Kegiatan Spiritual Journey ternyata mampu memberikan sesuatu yang berharga bagi siswa-siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik—atau yang populer dengan sebutan Smamio.
Bukan saja memberi pengalaman menjalani kehidupan sosial bersama masyarakat kecil di desa—seperti membantu orangtua asuh menjual sayur, menjajakan Es Wawan, atau mencari rumput untuk pakan ternak.
Lebih dari itu, Spiritual Journey juga berhasil mengajak para siswa untuk meningkatkan nilai spiritualitas dengan lebih peduli pada masjid lengkap dengan segala kegiatannya.
Itulah gambaran kegiatan yang berlangsung di Dusun Tanjungan, Desa Brangkal, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, (24-28/9/2018).
Pada hari pertama kegiatan Spiritual Journey, Senin (24/9/18), murid laki-laki bergotong-royong membersihkan Masjid Tauladan di kampung setempat agar lebih bersih dan nyaman untuk beribadah.
“Saya bertugas menyikat tempat wudhu bersama Fahmi. Yang lain ada yang bertugas menyapu dan mengepel,” ucap Ilhan M.S. Mahdi siswa kelas XI IIS.
Berbekal sikat dan cairan pembersih lantai, Ilhan bersama Rachmad Fahmi Nuruudin berusaha agar tempat wudhu yang mulai kusam itu bisa kinclong kembali.
Sementara Choirul Huda selalu menyiapkan sajadah dan membersihkan masjid sebelum para jamaah datang untuk berjamaah.
Kegiatan di masjid bukan sekadar berfokus pada fisik. Siswa yang lain berkesempatan menjadi muadzin, imam rawatib, atau memberikan kultum alias kuliah tujuh menit.
Seperti yang dilakoni Berlian Ajeng Ambarwangi, salah satu siswi XI IIS yang bertugas memberi kultum usai jamaah shalat Ashar.
Baginya, itu pengalaman yang berkesan karena dia sempat merasa grogi. “Saya ndredek. Soalnya suara saya serak, sakit tenggorokan. Takut tidak terdengar oleh teman-teman,” ujarnya.
Sedikit berbeda dengan Alfian Fauza S—juga siswa kelas XI IIS—yang berkesempatan memberi kultum shalat subuh. Dia mengaku tidak nervoeus ketika berbicara di depan puluhan jamaah.
“Saya sudah terbiasa kultum di depan umum jadi tidak merasa deg-degan,” ujar anggota Pimpinan Ranting Iikatan Pelajar Muhammadiyah SMAMIO tersebut.
Menurut Ustad Siswanto SPdI, penanggung jawab Spiritual Journey, tugas generasi masa depan itu bukan hanya siap terjun di masyarakat dalam hal finansial, yaitu sekadar mencari kebutuhan hidup di dunia.
“Tetapi juga bagaimana mendidik siswa untuk cinta akhirat,” ungkapnya pada PWMU.CO, Kamis (27/9/18). Dengan Spiritual Journey, sambungnya, Smamio ingin mengajak para siswa peduli pada pilar dan tradisi keislaman, seperti masjid dan shalat berjamaah di dalamnya.
Apresiasi positif pada peserta disampaikan Dwi Ayu Kurniawati SSosio, ustazdah yang ikut mendampingi kegiatan Spiritual Journey.
Dia mengungkapkan, meski para siswanya itu kebanyakan dari keluarga berkecukupan yang tinggal di kawasan elite seperti di Gresik Kota Baru (GKB), namun jiwa sosial mereka tampak kuat. “Kepedulian dan sifat gotong-royong mereka sangat tinggi,” ucapnya. (Adis)
Comments are closed