Kepiluan pecah saat sekelompok remaja Palestina berunjuk rasa menentang pendudukan Israel di atas tanah mereka. “Palestina merdeka … merdeka, Al AqsA bebaskan … bebaskan!’ terika mereka.
Sebab, tiba-tiba datang tentara Israel yang membubarkan mereka secara brutal. “Jangan siksa kami, jangan bunuh anak-anak Palestina. Allahu Akbar… Allahu akbar,“ teriak histeris para remaja Palestina saat mereka ditendang dan disiksa tentara Israel itu. Senjata laras panjang terus ditodongkan oleh tentara Israel ke arah mereka.
Itulah salah satu fragmen pementasas drama Duka Palestina dalam konser kemanusiaan MGTS (Melly Goeslow Goes to School) yang diselenggarakan SMA Muhammadiyah 10 GKB (SMAMIO) Gresik, Sabtu (28/4/18).
Undangan terdiam. Sebagian meneteskan air mata kesedihan. Adegan dilanjutkan dengan bunyi tembakan dari laras panjang tentara Israel yang membuat sebagian peserta aksi itu meninggal belumuran darah.
Salah satu remaja perempuan berusaha untuk melawan tentara Israel, namun dicegah oleh remaja Palestina yang lain. Ia diminta agar tidak turun ke medan perang karena sedang terjadi pembantaian.
Namun remaja perempuan yang diperankan oleh Vella Dya Ony Rahmanda siswa kelas X MIA SMA Muhammadiyah 10 GKB itu memberontak. Ia tak bis adicegah. Ia ingin keluar dari penderitaan yang selama ini dirasakan oleh rakyat Palestina.
Amarah Vella meledak-ledak. Ia membacakan puisi karya Helvy Tiana Rosa yang ingin mengabarkan derita rakyat Palestina kepada dunia.
“Apakah sampai padamu berita tentang Masjidil Aqsha
di halamannya menggenang darah
dan tubuh-tubuh yang terbongkar
peluru yang berhamburan di udara
menyanyikan lagu kematian menyayat nadi
kekejaman yang melebihi fiksi
dan semua film yang pernah kau tonton
di bioskop dan televisi
Kebiadaban yang mahanazi,” ucapnya membacakan puisi Helvy.
Vella merangsek ke kerumunan undangan yang hadir dan terus melanjutkan puisi tersebut sehingga membuat undangan semakin terdiam dan menangis, seolah-olah ikut merasakan derita rakyat Palestina.
***
Pementasan teater yang bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada para undangan tentang penderitaan rakyat Palestina itu didukung oleh 30 siswa yang terdiri dari 18 siswa-siswi SD Muhammaiyah 2 GKB dan 12 siswa-siswi SMA Muhammadiyah 10 GKB.
Julaida SPd—pelatih pementasan itu— menyatakan rasa syukurnya atas penampilan anak asuhnya yang penuh totalitas. “Meraka cepat memahami isi skenario meski latihannya hanya sepekan,” ujarnya.
Sementara Nurul Mahzuma SPdi—pendamping siswa-siswi SD Muhammadiyah 2 GKB—ikut terharu. Hatinya tersentuh dengan apa yang ditampilkan anak- anak. “Peristiwa di Palestina seolah-olah hadir di depan mata. Belum lagi ketika pembacaan puisi penonton terhanyut, tak jarang yang meneteskan air mata,” ungkapnya.
Perasaan yang sama diutarakan Kenhartanti—Ketua Fospiq (Forum Silaturahmi Pengkajian Ilmu Alquran, Ketua Pimpinan Ranting Aisyiya 5 GKB, dan pengajar Tarjim GKB. Ia terlihat meneteskan air mata. “Tak terasa, air mata ini bercucuran karena terbawa suasana teater derita rakyat Palestina. Anak-anak teater tampilannya sangat bagus. Sangat menghayati peran masing-masing seperti latihan sudah berbulan-bulan. Semoga kedepannya tambah maju dan bagus lagi,” tuturnya. (MNQ)
https://pwmu.co/63142/04/29/hadirkan-penderitaan-rakyat-palestina-drama-ini-mampu-ledakkan-tangis-penonton/
Comments are closed