Ketiga siswi SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik ini menciptakan obat kumur alami dari daun kelor.
SURYAMALANG.COM, GRESIK – Tiga siswi di Gresik mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional melalui karya penelitiannya.
Obat kumur dari daun kelor mengantarkan ketiga siswi itu mewakili Indonesia di ajang kompetisi Sains internasional yang diikuti 136 peserta dari 13 negara yang diselenggarakan di Malaysia.
Ketiga pelajar SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (Smamio) yakni Amalia Dwi Berliyanti, Arina Felisia Rahma dan Auliya’ Nabila Syaban. Mereka berhasil menyabet juara dua dalam ajang Word Invention Competition and Exhibition (Wice).
Amalia mengatakan, awal mula ia berinisiatif membuat obat kumur dari daun kelor karena keberadaan tanaman ini mudah ditemui. Di rumah mereka, banyak daun kelor tumbuh. Karena belajar di rumah melalui daring, gadis kelas 12 ini memanfaatkan waktu dengan membaca jurnal tentang daun kelor.
“Saya akhirnya tahu, ternyata daun kelor mengandung berbagai zat untuk kesehatan mulut serta memiliki khasiat anti bakteri. Membunuh kuman yang membuat gigi berlubang,” ucapnya. Amalia bersama dua teman lainnya memulai penelitian pada awal tahun 2020.
Dibantu sekolah, mereka membuat obat kumur. Mulai berbagai tahapan. Dari mengeringkan daun, kemudian dihaluskan dengan mesin blender. Setelah itu disaring, untuk menjadi ekstra daun kelor membutuhkan proses kimia yang cukup lama.
Setelah itu, untuk menjadi obat kumur cair ektrak daun kelor ditambah ekstrak peppermint serta bahan baku lainnya yang tentunya aman. Tak disangka, karyanya bisa mendapat juara nasional di ajang Online Science Project Competition yang digelar pada 17 hingga 23 Februari 2020. Dan, mewakili Indonesia di ajang Internasional.
“Berkat bimbingan guru serta difasilitasi oleh sekolah kami sehingga di tengah pandemi ini kami masih bisa berkarya. Alhamdulilah bisa juara,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Smamio Isa Iskandar bangga dengan prestasi anak didiknya yang menyabet juara dunia. Tak berhenti disitu, temuan pelajar ini akan ditindaklanjuti bahkan jika memungkinkan akan diproduksi massal. Tindaklanjutnya ada dua hal, improve rasa dan lainnya meningkatnya produksi, jadi produksi massal. Tentunya dengan kolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi dan stakeholder lainnya. “Obat kumur dari daun kelor ini lebih aman, jika tertelan sedikit tidak berbahaya,” pungkasnya.
Penulis : Willy Abraham , Editor : Dyan Rekohadi
Comments are closed