PENDHULUAN
Indonesia diperkirakan akan hancur, “Resesi Ekonomi akan terjadi” tahun 2020. Pandemi covid-19 yang memukul seluruh dunia secara berlahan tapi pasti menghancurkan seluruh sendi kehidupan di dunia. Politik, olahraga, teknologi, pendidikan, perekonomian, kebudayaan dan lain sebagainya terdampak secara signifikan. Tak terkecuali di Indonesia. Tiga bulan lamanya dari bulan Maret, Mei dan Juni. Kota-kota di Indonesia seperti kota mati. Berbagai kota, kabupaten dan propinsi di tutup secara bertahap. Sekolah dan kampus ditutup serentak tanpa ada pengecualian, bekerja dari rumah, berbagai sekmen perekonomian terhenti total.
Semua ini bermula di penghujung tahun 2019 ada fakta yang mencengangkan dengan hadirnya virus yang awalnya dinamakan Corona namun diubah oleh WHO pada 11 Maret 2020 menjadi Covid-19. Menyikapi hal tersebut negara-negara di seluruh dunia sudah menunjukkan kewaspadaannya, sebab ini bukan lagi tentang permasalahan sosial atau permasalahan ekonomi yang biasanya menyita fokus utama pemerintah. Juga bukan persoalan politik yang berdampak pada stabilitas keamanan di negara.
Namun, menjadi sesuatu yang lebih sulit diterima oleh akal manusia, dikarenakan menyerang segala lini kehidupan masyarakat dan berdampak luas terhadap berbagai sektor. Dalam kondisi seperti ini menjadi sangat disayangkan apabila kurangnya kesadaran antar pihak untuk saling mendukung dan bekerjasama. Fakta yang berada di lapangan adalah minimnya sifat kooperatif masyarakat akan himbauan protokoler yang dibuat oleh pemerintah seperti WFH (Work from Home), Physical Distancing, selalu menggunakan masker, dan rajin untuk menjaga kebersihan. Sejak pertengahan April di beberapa kota di Indonesia telah menerapkan sistem PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) seperti Jakarta, Malang dan Surabaya.
Demi menghindari resesi maka pemerintah harus bergerak lebih cepat di berbagai sektor perekonomian. Karena sekarang saja pertumbuhan ekonomi telah minus mencapai 0,4%. Dari sekian problematikanya, salah satu yang cukup merasakan dampak besar adalah sektor pariwista. Di mana selama 3 bulan dari bulan Maret sampai dengan Juni tidak ada pergerakan pendapatan masyarakat yang bergerak di pariwisata. Baik yang berkenaan dengan destinasi maupun transportasi. Dan kini di bulan keempat dan kelima semenjak pandemi covid-19 masuk ke Indonesia keadaan ini belumlah pulih. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai cara dan kini telah membuka perekonomian secara berlahan lahan. Dari penerbangan, perbankan, perkantoran, pelayanan publik mulai dibuka dengan memperhatikan aspek kesehatan. Tapi pariwisata masih mati suri!.
Sejak bulan Juli pemerintah telah menerapkan New normal (kenormalan baru) dan melakukan relaksasi pada pariwisata terutama pariwisata alam, namun hingga kini baik pemerintah maupun masyarakat masih merasa was-was untuk melakukan education tourism, eduwisata, ekowisata, agritorism dan lain sebagainya. Meskipun rekreasi menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk menghilangkan kejenuhan. Namun karena data terpapar covid 19 hingga 25 Juli 2020 mencapai 97.286 orang. Jumlah yang cukup besar ini menyebabkan masyarakat enggan untuk melakukan perjalanan pariwisata.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, selama masa pandemi virus corona (Covid-19) terdapat 180.000 tenaga kerja di sektor pariwisata yang terdampak. “Lebih dari 180.000 tenaga kerja di sektor pariwisata dan kreatif merasakan dampaknya. Dan lebih dari 2.000 hotel mengalami perhentian operasional,” kata Luhut secara virtual, Rabu (22/7/2020.
Fakta ini menunjukkan bahwa perlu ada gerak cepat untuk memulihkan perekonomian di sisi pariwisata. Karena pariwisata menjadi salah satu penyumbang devisa negara yang cukup besar baik dari wistawan mancanegara maupun wisatwan domestik. Tentu gagasan membuka new normal pariwisata harus meperhatikan aspek keselamatan baik pengunjung, penyedia jasa trevel, UMKM, hotel maupun destinasi wisata.
Karena rekreasi menjadi salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting, karena dnegan rekreasi manusia akan mendapatkan kepuasan tersendiri. Dari persoalan kesehatan, perekonomian maka perlu ada solusi cerdas bagi masyarakat dan pemerintah. Agar pariwisata tetap bisa buka. Karena cukup banyak yang terdampak. Namun di sisi lain keselamatan pengunjung dan penyedia jasa pariwisata harus terjaga dengan baik. Maka salah satu solusi cerdas adalah menciptakan aplikasi yang terintegrasi dengan semua elemen. Baik pemerintah pusat melalui kementrian yang bertanggungjawab terhadap covid 19 (Kesehatan), kementrian priwisata dan perhubungan, kesehatan masyarakat, perekonomian UMKM, memperhatikan accessibility, dan lain sebagainya.
ISI
Untuk itu butuh teknologi yang mampu menjawab berbagai persoalan ini. Diantaranya melalui teknologi informatika, Dewasa ini manusia semakin dimudahkan dalam berbagai aspek kehidupan. Pengembangan dan pembuatan terobosan terus dilakukan oleh setiap negara dalam menghadapi perubahan besar sejarah industri yang terus menerus menuntut The World Is Getting Easier. Industri merupakan suatu bidang yang memiliki pengaruh cukup luar biasa dalam perubahan suatu negara. Dimana penerapan teknologi menjadi dasar penggerak yang mampu membuat segala
kegiatan menjadi lebih cepat serta memiliki kemampuan untuk melakukan
pekerjaan berskala besar. Perubahan besar yang terjadi dalam dunia industri
(revolusi industri) ini dapat diartikan secara besar-besaran dilakukan dalam
berbagai bidang seperti manufaktur, transportasi, perdagangan, maupun
perusahaan.
Revolusi industri sendiri telah mencapai tahun keempatnya saat ini atau
disebut dengan Industrial Revolution 4.0. Pada awal revolusi ini antara tahun
1750-1850 perubahan terjadi cukup besar pada bidang pertanian, manufaktur,
pertambangan, transportasi dan teknologi dengan ditandai kemunculan mesin uap
pada abad ke-18, serta mampu mendongkrak perekonomian tiap negara sebesar
enam kali lipat. Selanjutnya di generasi kedua yang dimulai pada tahun 1870-
1941 ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor
pembakaran dalam (combustionchamber). Kemudian generasi ketiga yang
dinamakan revolusi industri 3.0 ditandai dengan maraknya penggunaan teknologi
digital serta internet yang sangat pesat, sehingga pada era ini segala sesuatunya
sangat mudah dilakukan dan lebih dirasa kekinian (real time). Indonesia pada
revolusi ini sudah mengimplementasikan dengan baik teknologi digital yang dapat
dilihat pada penggunaan sistem yang terintegrasi antara wilayah satu dengan
wilayah lainnya dalam sebuah usaha produksi maupun perkantoran. Penggunaan
internet sebagai sumber informasi juga sudah mampu diterapkan di Indonesia
dengan jumlah pengguna Internet di Indonesia menurut Asosiasi Penyelengara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2019 adalah 171,7 juta user atau sekitar 64,8% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 264 juta.
Melihat besaran masyarakat pengguna internet di Indonesia maka program aplikasi yang bertujuan untuk menata program new normal pariwisata bisa dilaksanakan dengan baik. Karena masyaraat akan dengan mudah mengakses informasi pariwisata dari manapun. Adapun aplikasi ini saya namakan aplikasi Treveling “aku banget”. Pengunaan kata Treveling “aku banget” bertujuan membentuk pemahaman bahwa aplikasi ini sangat cocok dengan aku. Sehingga wisatawan merasa nyaman dan aman mengunakan jasa melalui aplikasi ini. Lalu bagaiana proses pelaksanaan aplikasi ini agar bisa berjalan dengan baik. Berikut langkah langkahnya:
Pertama, membuat peraturan bersama antar mentri dalam bentuk SKB (Surat Keputusan Bersama) antar mentri berkenaan dangan New Normal Pariwisata. melakukan singkronisasi antar kepentingan dibawah naungan mentri pariwisata. Diantara kementrian yang harus duduk bersama menjalankan aplikasi dengan satu sistem ini adalah Kementrian Pariwisata dan ekonomi kreatif , Kementrian Kesehatan, Kementrian Perhubungan, dan Pemerintah Daerah. Seluruh elemen ini harus bersinergi membuat kebijakan yang bersifat nasional. Baik standart pelayanan destinasi wisata, hotel, trevel ,akomodasi, arrival, kesiapan bandara dan transportasi, dan lain sebagainya. Karena aplikasi akan diterapkan diseluruh wilayah Indonesia. Sehingga semua kebijakan tidak saling tumpang tindih antara pemerintah pusat dan daerah, begitu juga daerah satu dna lainnya. Kebijakkan ini yang akan diaplikasikan dalam aplikasi Treveling “Aku Banget” harus mampu memberikan informasi dan standart kesehatan, keamanan, kenyamanan bagi semua pihak. Sehingga program ini mampu menghilangkan capital outflow dan mampu mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata Indonesia.
Karena selama ini ada beberpa problem di daerah, dimana kebijakan satu wilayah berbeda dengan wilayah lain berbed. Kebijakan Pemda Banyuwangi akan berbeda dengn Pemda Jogjakarta. semisal kepedulian terhadap pengunaan kesehatan, penyediaan jasa transportasi dan destinasi wisata.sehingga kehadiran aplikasi ini yang merujuk SKB mentri dan pemda akan snagat efektif menghilangkan perbedaan antar destinasi pariwisata. Setiap kementrian harus menyiapkan konsep yang terintegrasi dalam aplikasi. Semisal kementrian kesehatan harus membuat rumusan sertivikasi kesehatn baik bagi trevel penyedia jasa treveling, akomodasi, destinasi wisata, UKM yang berjualan di tempat wisata. Maupun masyarakat yang berkunjung. Bagaimana membuat standart kesehatan. Dan tentu sertivikasinya bisa dilakukan cukup di rumah sakit daerah atau puskesmas sehingga tidak perlu jauh-jauh untuk mendapatkan sertivikat sehat, keefektifan program harus di utamakn.
Kementrian pariwisata harus menyiapkan standart pelayanan agar destinasi wisata, akomodasi seperti hotel, penginapan, restourn serta UKM yang buka diwilayah destinasi wisata memiliki standart kesehatan baik orang, barang maupun jasa. Memberikn informasi yang utuh dan lengkap berapa wisatawan yang bisa masuk ke destinsi wisata itu perharinya, informasi confidential tariff, informasi standart kesehatan makanan dan tempat wisata, berbagai protocol kesehatan saat memasuki dan di dalam wisata, berbagai informasi ini harus terkaver dalam apliksi Treveling “ aku banget”. Sehingga kenyamanan pelayanan bagi pengunjung bisa di jaga.
Kemudian kementrian perhubungan melakukan sertivikasi terhadap trevel yang melakukan pelayanan jasa melalui kendaraan umum maupun pribadi. keadan bandara, pelabuhan, terminal Baik, pesawat, bus, kereta, kapal api maupun jasa lainya. Kementrian harus memperhitungkan accessibility, arrival, contract rate, delay, departure, dute date, dan lain sebagainya agar baik penyedia jas amaupun penguna jasa transportasi meras terlayani dan aman mengunakan aplikasi ini. pelayanan sertivikat kelayakan digunakan untuk treveling dijamin kelayakannya.
Dan tentu pemerintah daerah yang menaungi destinasi wista menjadi bagian terpenting dalam pelaksanaan di lapangan. Satu daerah dengan daerah lain memiliki standart yang sama. Peraturan yang sama.pelayanan yang sama disetiap pariwisata. Sehingga pemerintah daerah harus melakukan pelatihan untuk seluruh elemen di destinasi tersebut serta trevel dan penyedia jasa. Agar mengikiti aturan yang sudha di sepakati bersam dalam SKM Kementrian dna pemda. Sehingga masyarakat tidak mengalami kebinggungan untuk masuk ke setiap wilayah. Apakah yang berzona merah, kuning, hijau.
Langkah kedua, setiap elemen baik destinasi, pelyan jasa, hotel, restaurant, akomodasi, trevel, yang telah mendapatkan sertivikat sehat dan standart pelayanan kesehatan harus memasukkan piagam sertivikasinya serta data dan foto secara lengkap ke aplikasi treveling “ Aku Banget”. Sehingga bisa di akses masyarakat, kapan pun, berapa kapasita sepengunjung, makanan apa yang tersedia, layanan apa saja yang bisa di nikmati masyarakat, standart kesehatan, hari berkunjung, dengan adanya sertivikat kesehatan serta informasi yang tersingkronisasi dalam satu aplikasi treveling “Aku banget”, maka masyarakat akan lebih yakin untuk mengunjungi destinasi wisata tersebut.
Setiap komponan harus memiliki aplikasi ini secara terintergrasi baik sebagai penyedia jasa, sebagai pengunjung. Sehingga ada perubahan data pengunjung. Berapa yang masuk kewisata tertentu dapaat diketahui oleh semua orang secara cepat. Masyaraka tidaka perlu mengunjungi aplikasi lain atau webside lain untuk mengetahui ketersediaannya untuk hari ini. Disinilah keuntungan memiliki aplikasi terintegrasi.
Langkah ketiga, adalah menyiapkan aplikasi yang sesuai. Dimana aplikasi ini bisa diakses melalui HP. Sehingga masyaraat lebih mudah mengunakan. Dalam aplikasi itu sudah ada beberapa fitur yang lengkap dan terintegrasi. Semisal jasa trevel A memiliki sertivikat kelayakan. Pengendaranya bebas covid 19. Jumlah penumpang di hari itu kapasitasnya sesuai dengan jumlah dalam peraturan mentri bersama. Dan jika trevel A sudah penuh maka dalam aplikasi itu pelangan langsung mendapatkan beberapa gambaran trevel lain yang memiliki kualitas pelayanan yang serupa dengan trevel yang sudah penuh. Dengan harga dan fasilitas yang sama. Sehingga pelangan yang mengakses vitur itu bisa mendaptkan refenrensi trevel lain yang masih mneyediakan jasa ke destinasi tersebut.
Begitu juga ketika seseorang ingin mengunjungi objek wisata. Semisal mereka mengetikkan objek wisata Ubud Bali pada tanggal 12 Agustus 2020 maka akan ada data berapa masyarakat yang sudah mendaftar di sana. Pemerintah melalui kementrian bersama tadi sudah membuat program pembatasan pengunjung disetiap wisata. Semisal untuk mengunjungi Wisata Ubud Bali dalam satu hari maksimal 500 orang, Wisata Pantai Balai Kambang Malang 400 pengunjung, Wisata Religi Sunan Ampel 200 pengunjung. Maka ketika sudah memenuhi 500 orang maka destinasi wisata dalam aplikasi itu bertanda merah dan tidak bisa di akses. Dan akan ditunjukkan beberapa destinasi yang memiliki keunikan dan tingkat keasikan yang serupa Ubud Bali. Dimana dihari itu pengunjung masih bisa masuk. Ini guna memastikan bahwa masyarakat akan terlayani dengan informasi yang baik. Dalam aplikasi ini terdapat tiga tanda untuk menentukan ketersediaan jasa, Hijau untuk tanda masih banyk kuota yang bisa di akses, kuning tandanya kuota pengunjung sudah hampir penuh dan merah tandanya kuota sudah terpenuhi. Maka pengunjung akan diberikan data destinasi lain.
SIMPULAN
Dengan adanya aplikasi treveling “ Aku banget” akan memberikan kenyamanan pada pengunjung pariwisata, jasa pelayanan treveling dan destinasi wisata sehingga mereka tetap bisa buka dan juga berkunjung dengan berbagai ketentuan yang sudah diatur pemerintah. Sehingga kedepan akan ada jaminan keamanan dan kenyamanan secara merata di seluruh destinasi wisata di Indonesia.
Comments are closed