Stand up Comedy Badut Syar’i Bikin Gerr-gerran!; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Di antara para pemateri yang hadir Jumat (8/4/22) itu, ada seseorang yang penampilannya paling totalitas ala ustadz. Dia naik ke panggung dengan bersetelan baju koko, sarung, kopiah, dan sorban. Tangan kirinya memegang tasbih berwarna hitam, senada dengan corak setelan yang dia kenakan.
Ialah ‘Ustadz’ Ilham Akbar Dewantoro SPsi yang siang itu bertugas mengisi sesi ice breaking. Ilham memulai aksinya pada detik-detik pertama di atas panggung dengan menyapa sekitar 350 audiens Pengajian Ramadhan PCM GKB yang hadir di Cordoba Convention Hall SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio), Gresik.
“Halo! Halo, pren!” sapanya sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
Para peserta pun membalasnya dengan, “Hai!” Sebagian lainnya yang sudah mengenal guru Smamio garis lucu itu langsung tersenyum, penasaran dengan materi yang akan dia bawakan.
Badut Syar’i
Kemudian, dia mengaku sempat merasa bingung. “Saya bingung ketika diminta mengisi materi ice breaking, terus ada embel-embel ice breaking syariah,” ujarnya memecahkan tawa peserta.
Sehingga, katanya, dia kemarin curhat perihal tugas dadakannya itu ke rekan kerjanya. “Kemarin saya bilang ke Bu Fitri, ‘Bu, Bu, aku dikongkon dadi (diminta menjadi) badut syariah’,” ujarnya.
Ternyata istilah syariah yang dia gunakan langsung bersambut protes dari para peserta yang menyeletuk, “Syar’i!”
“Ohya, syar’i. Sorry, sorry, sorry, sorry, salah. Salah sedikit,” ujarnya bikin peserta gerr-gerran.
Dia pun menceritakan curhatannya malah direspon rekan kerja seniornya yang akrab disapa Abah Sis. “Sudahlah Pak, langsung saja nanti guru-gurunya dikasih mukena semua kan sudah syariah,” ujar Ilham menirukan saran rekannya.
Sambil tertawa, para peserta kembali membenarkan, “Syar’i!”
“Ohya syar’i, ya Allah salah lagi!” ujarnya, lalu dia mengalihkan, “Sampai lupa belum salam.”
Izin Menghibur
Usai mengucap basmalah, Ilham lanjut mengucap salam dengan semangat ala dai cilik di ajang lomba pildacil. “Kayak ustadz aku, rek” celetuk anggota Pusat Layanan Psikologi dan Konseling (PLPK) Smamio itu.
Dia lantas mengenalkan dirinya. Bukan hanya nama lengkap dan nama panggilan, tapi juga lengkap dengan nama orangtuanya.
“Nama saya Ilham Akbar Dewantoro, biasa dipanggil Deden. Saya terlahir dari seorang rahim ibu yang bernama Siti dan dibantu membuahi oleh bapak saya yang bernama Dwi,” terangnya.
“Untuk itu, saya minta tepuk tangan untuk kedua orangtua saya yang sudah telah melahirkan saya dan membuat saya berdiri di sini untuk memberikan hiburan untuk ustadz-ustadzah,” imbuhnya. Spontan para peserta tertawa berjamaah.
Dia lantas izin menceritakan kisah hidupnya. “Mungkin tidak penting, tapi insyaallah bisa memberikan hiburan kepada ustad-ustadzah,” ujarnya.
Keluarga ‘Darah Tinggi’
Saya terlahir dari keluarga darah tinggi. “Bukan darah tinggi penyakit, nggih. Maksudnya terlahir dari keluarga yang suka marah-marah,” terangnya.
Kemudian, Ilham mengenalkan prinsip keluarganya. “Kalau tidak marah-marah, tidak bahagia,” ujarnya.
Menurutnya, ini sama dengan yang terjadi di Smamio, amal usaha Muhammadiyah GKB tempatnya bekerja. “Ada dua sejoli, Abah Sis sama Pak Roni kalau diduetkan selalu saja sahut-sahutan,” sambungnya. Yang dimaksud dua orang itu adalah Waka Sarpras Smamio Siswanto SPdI dan Waka Pembiasaan dan Pembinaan Karakter Sa’roni MPd
Sampai ketika mereka sedang bersahutan, dia ikut menimpali dengan nada marah-marah, “Lho, lho, nek ngomong gak tau santai. Ngamuk kabeh, aku tok sing nggak ngamuk.”
Maksudnya, dia menyindir mereka berdua berbicaranya tidak pernah santai. Semuanya marah-marah. Cuma dia yang tidak marah. Padahal dia juga mengucapkannya sambil marah-marah, he-he-he.
“Padahal saya juga marah, karena mungkin terlahir dari keluarga yang marah-marah,” ucapnya jujur yang memantik peserta tertawa.
Pernah Nakal
“Selain itu, saya juga terlahir dari seonggok daging yang pernah nakal. Sampai pada suatu saat ibu saya stress,” terangnya.
Dia pernah bilang ke ibunya sudah bosan sekolah. “Belikan saya becak!” pintanya. Tentu saja permintaan itu membuat ibunya kaget.
“Padahal maksud saya beli becak itu karena di bulan puasa seperti ini saya penginmenggugah (membangunkan) sahur. Naik becak, tak setelno musik ‘Sahur! Sahur! Sahur!” ujarnya sambil menyanyi.
Beberapa detik kemudian, dia diam. Begitupula para peserta. Tawa peserta justru pecah ketika Ilham alias Deden mengatakan, “Angel yo ternyata nggarai wong ngguyu.”
Susah Menghafal
Ilham pun melanjutkan aksinya. “Selain itu, saya punya sedikit kekurangan. Dari dulu sampai sekarang, saya kecil sangat susah hafalan,” ungkapnya.
Ketika ujian praktik hafalan surat pendek kelas IV SD, dia mengaku tidak bisa. “Ilham, sekarang maju! Baca surat al-Kautsar!” ujarnya menirukan perintah sang guru.
Karena dia mengaku jujur tidak tahu, maka gurunya menuntun, “Bismillahirrahmanirrahim, Inna a’thaina kal….”
Barulah Ilham bisa mnejawab. Maka selanjutnya, ketika mengetes dia, gurunya tidak menyebutkan nama surat, melainkan menyebutkan awalan suratnya. Ilham pun lulus tes an-Nas, al-Ikhlas, dan al-Falaq.
Akhirnya gurunya menguji lagi. “Coba sekarang hafalkan surat al-Fil!”
Dengan percaya diri Ilham mencoba. “Bismillahirrahmanirrahim. Al-Fil,” ucapnya datar. Para peserta pun tertawa.
Menu Utama
Saya sepertinya terlalu banyak mukadimah ya, kita langsung saja ke menu utamanya.
Dia lantas mengajak para peserta mendengar dan mengikuti instruksinya agar fokus menenangkan diri. “Kita tenangkan diri sejenak untuk mendekatkan diri kepada Allah,” ujarnya.
Dia pun mengajak para peserta menarik napas dalam dan mengembuskan perlahan. Kemudian, dia mengajak mereka merilekskan tangan kanan dan kiri. Yaitu dengan mengangkat tangan lalu menggoyang-goyangkan.
Di tengah peserta menggoyangkan tangannya di atas, Ilham lanjut memberi instruksi. “Stop, stop! Sekarang diturunkan setengah badan,” Ilham mencontohkan tangannya pada posisi sedang berdoa.
“Bismillahirrahmanirrahim, ya Allah, semoga THR kita tahun ini cair 100 persen. Amin. Saya Ilham Akbar Dewantoro, terima kasih,” tutupnya. Tawa membahana para peserta pun riuh di tengah sebagian lainnya yang mengaminkan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Source : https://pwmu.co/236386/04/09/stand-up-comedy-badut-syari-bikin-gerr-gerran1/
Comments are closed